Batam,Tintamediakepri.id.Program memberantas Stunting masih jadi fokus pemerintah untuk mencetak generasi yang sehat, kuat dan cerdas. Dalam hal ini pemerintah mengharapkan peran aktif dalam mensukseskan program generasi yang gemilang tersebut.
Di lingkungan Sekolah contohnya program stunting tersebut merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan di sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Batam.
kepala sekolah dan tenaga pengajar SMKN I Batam aktif menyerukan siswa siswinya untuk menjaga kesehatan tubuh dengan konsumsi gizi yang seimbang.
Seruan ini dipertegas lagi dengan kegiatan sosialisasi pencegahan stunting yang dilakukan di lingkungan SMKN I Batam, Sabtu (22/1/22) pagi.Dengan narasumber dari petugas Medis Puskesmas Batuaji, siswa kelas 10 dan 11 SMKN I diberi pengertian tentang bahaya stunting dan upaya pencegahannya.
Kepala Puskesmas Batuaji Dr. Sri Fetra Netti dan Ahli Gizi Puskesmas Batuaji Lola Novindra sebagai narasumber menekankan bahwa stunting yang bisa saja dibawa sejak lahir bisa dipulihkan di usia remaja seperti para siswa siswi SMKN 1 Batam. Perbaikan nutrisi pola makan bisa mengatasi stunting sebelum para remaja tersebut berkeluarga nantinya.
“Jangan sampai stunting sampai nikah karena akan berdampak pada anak-anak kalian nanti. Masih bisa dipulihkan asalkan jaga keseimbangan nutrisi makan,” ujar Dr. Sri Kepala Puskesmas Batu Aji.
Pola makan yang sehat dengan formasi nutrisi yang lengkap adalah satu-satunya cara untuk memulihkan stunting. Formasi nutrisi yang dimaksud adalah dalam satu piring harus ada vitamin dan mineral, karbohidrat dan protein. Vitamin dan mineral berasal dari sayuran dan buah-buahan, karbohidrat berasal dari nasi, roti ataupun jagung serta protein dari kacang-kacangan, ikan ataupun daging.
“Protein penting untuk membangun sel tubuh dan otak. Jadi intinya sepiring makanan itu harus lengkap dan seimbang karena fungsinya berbeda-beda. Jangan makan nasi sama mi instant itu sama-sama karbohidrat, nutrisi dan proteinnya tak ada,” jelas Lola Ahli Gizi Puskesmas Batu Aji.
Sementara untuk upaya pencegahan seharusnya sudah dimulai sejak masa nol kehamilan. Ibu harus menjaga keseimbangan nutrisi makanan untuk janin dan bayi sampai usia dua tahun yang dinamakan masa emas. Mulai dari waktu nol kehamilan sampai usia dua tahun keseimbangan nutrisi harus benar-benar diperhatikan. Jangan makan asal kenyang saja. Keseimbangan nutrisi ini tak harus mewah dan mahal. Enam bulan setelah melahirkan anak harus diasup oleh ASI ekslusif. Setelah itu baru tambahan makanan dengan nutrisi yang seimbang lainnya,” ujar Lola.
Dampak dari stunting ini sangat banyak, mulai dari terganggunya pertumbuhan anak hingga keterbelakangan mental dan fisik. Untuk itu setiap orang wajib menjaga kesehatan nya dengan selalu menerapkan pola hidup sehat dengan asupan nutrisi makanan yang seimbang
Kepala SMKN I Batam Lea Lindrawijaya juga menyampaikan hal yang sama. Dia berharap berbagai kegiatan dan sosialisasi pencegahan stunting yang sudah dilakukan selama ini dapat diterapkan oleh semua siswanya di sekolah ataupun di rumah.
“Di sekolah kita juga punya program pengecekan perkembangan anak setiap semester. Kalau tak ada perubahan dengan fisik ataupun perkembangan badannya kita beri perhatian termasuk memanggil orangtua siswa yang bersangkutan agar lebih perhatikan lagi kedepannya. Seperti yang dicanangkan pemerintah, kita berharap anak-anak di sekolah ini tidak ada yang stunting sehingga bisa mencetak lulusan yang sehat, cerdas dan siap bersaing,” ujar Lea Kepala SMKN I Batam.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan bantuan susu untuk siswa siswi yang memiliki tinggi badan yang kurang dari ukuran normal berdasarkan data yang diberikan oleh wali kelas selama satu semester sebelumnya.(tim)