Batam-Direktorat Perizinan dan Kenelayanan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan Perikanan RI merespons cepat arahan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mendorong meningkatnya pemberdayaan nelayan di SKPT Natuna.
Bersinergi antara KKP dengan BAKAMLA dan ISPIKANI Kepri serta Pemkab Natuna, Pada 12-13 Juni 2021 di Pulau Subi, dilaksanakan Bimbingan Teknis Penangkapan Ikan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Nelayan di SKPT Natuna.
Ridwan Mulyana, selaku Direktur Perizinan dan Kenelayanan, dalam arahannya yang dibacakan oleh Koordinator Kelompok Kelembagaan dan Perlindungan Nelayan.
Dia mengatakan bahwa kegiatan diselenggarakan guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia nelayan Pulau Subi agar bisa semakin produktif, memiliki peningkatan kompetensi teknologi penangkapan ikan dan bisa sejajar dengan nelayan-nelayan lainnya di Indonesia.
“Kegiatan ini adalah wujud nyata keberpihakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam membangun dan memberdayakan nelayan lokal, utamanya nelayan dari Subi. Adapun nelayan yang ikut pelatihan kali ini berjumlah 50 orang” ujar Mahrus saat acara di Kecamatan Subi, Selasa, (12/06) pagi.
Dalam arahan Ridwan, beliau berpesan tujuan dilaksanakan pemberdayaan nelayan melalui Bimtek adalah menjalankan amanah UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam, serta dalam rangka meningkatkan kompetensi dasar nelayan, dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan memperhatikan pengelolan perikanan berkelanjutan, “ ini penting untuk pemahaman tentang batas maritim laut dan penigkatan usaha melalui kelembagaan nelayan,” urainya.
Ridwan berharap dengan Bimtek ini para peserta nelayan Subi akan lebih memahami dan menerapkan keterampilan teknologi penangkapan ikan. “Sehingga hasil tangkapan nelayan kita bisa meningkat produksinya, bermutu tinggi, mempunyai nilai jual yang bagus, dan berkualitas untuk ekspor,” tutupnya kepada Media.
Masih disampaikan Mahrus bahwa kegiatan berjalan lancar berbagai diskusi dan pengetahuan baru bagi nelayan.
“Alhamdulillah kegiatan bimtek ini bisa berjalan lancar, interaktif, dan tetap melaksanakan protokol kesehatan Covid19,” tutur Mahrus, salah satu perwakilan KKP di lokasi.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai wilayah Kepulauan Natuna sangat potensial untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelautan. Sebab selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, sudah ada infrastruktur penunjang salah satunya Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu yang berlokasi di Selat Lampa.
Wahyu Trangono mengatakan dirinya fokus mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan, Menteri Trenggono menegaskan memegang prinsip ekonomi biru.
Dia ingin keberlanjutan ekosistem laut tetap terjaga disamping upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya dengan menggenjot produktivitas budidaya berkelanjutan agar pasar tidak lagi bertumpu pada komoditas perikanan tangkap.
“Ke depannya budidaya yang kita tingkatkan produktivitasnya, dan penangkapan di laut pelan-pelan kita kurangi. Ini supaya ekosistem kita terjaga,” pungkas dia.
Turut hadir dalam pembukaan bimtek Nelayan pulau Subi Camat Subi Awang, Babinsa Parhan Kades Subi Vero, Kabid Perikanan Tangkap Natuna Dedi damhudi, perwakilan ISPIKANI Kepri dari Kampus Umrah Tanjungpinang, Wahyu, Kabid Inhuker Zona Maritim Barat.
Kolonel BAKAMLA Joni Junaidi, Kepala Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) Natuna, Letkol. BAKAMLA Mukhlis, para instruktur BBPI (Balai Besar Penangkapan Ikan) Semarang, dan perwakilan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) Iid Afrisal.(*)