KKP Resmikan Budidaya Lobster Di Batam

Batam,Tintamediakepri.id. Model budidaya lobster di Batam telah diresmikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu cara untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster (BBL) yang terjadi belakangan ini—termasuk di daerah perbatasan Batam—adalah dengan melakukan upaya ini. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono secara langsung meresmikan lokasi budidaya hewan Nephropidae. Trenggono melakukan perjalanan ke lahan pertanian yang terletak di pesisir Pulau Setokok Kota Batam, di dekat kantor Balai Perikanan Budi Daya Laut (BPBL) Batam. Ia melihat lobster langsung dari pembibitan hingga tempat pembesaran dan pakan.

Saya sudah melihat di sini sistem industri (budidaya lobster) sudah berjalan dengan baik, sudah diuji coba juga,” katanya. Diperkirakan tingkat kehidupan BBL bisa mencapai 70 sampai 80 persen. Budidaya perikanan adalah sektor yang menjanjikan, terlihat dari angka ekspor yang surplus dibandingkan sektor lain. “Semenjak saya menjabat rata-rata (ekspor sektor perikanan) surplus 5.5 miliar dollar AS, sedangkan impor kita hanya ikan salmon dan salam yang tidak bisa hidup disini (Indonesia), itupun nilainya tidak sampai 1 miliar dollar AS, cuma 700 juta dollar AS. Bandingkan sektor protein hewani hampir 80 persen ekspor,” katanya. Sehingga kemampuan budidaya itu harus dimiliki oleh Indonesia. Sebelumnya KKP telah meresmikan modeling budi daya udang di Kebumen, modeling budi daya rumput laut di Wakatobi, modeling budi daya ikan nila salin di Karawang. Satu lagi sedang dalam proses pekerjaan adalah modeling budi daya kepiting di Pasuruan.

Ikut Laut Budi daya Lobster Diresmikan Menteri Trenggono di Batam, Bisakah Mengatasi Penyelundupan? oleh Yogi Eka Sahputra di 14 October 2024 Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meresmikan secara langsung modeling budidaya lobster di Batam, Kepulauan Riau. Batam dan Kepri dipilih karena memiliki lokasi yang cocok, termasuk tersedianya pakan yang memadai. KKP juga memastikan budidaya bersifat berkelanjutan, dengan cara membudidayakan kerang sebagai pakan, tidak mengambil kerang yang ada di alam. Selain itu, membangun budidaya lobster ini upaya KKP untuk menguasai hulu dan hilir sektor perikanan lobster, sehingga mengurangi celah penyelundupan BBL ke luar negeri, terutama ke Vietnam.   Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meresmikan modeling budidaya lobster di Batam. Upaya ini dianggap salah satu cara mengatasi maraknya penyelundupan benih bening lobster (BBL) yang terjadi belakangan ini, termasuk di daerah perbatasan Batam. Peresmian lokasi budidaya hewan dengan nama latin Nephropidae ini dilakukan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Kamis, (10/10/2024). Trenggono mengunjungi lokasi budidaya yang terdapat di pesisir Pulau Setokok Kota Batam yang berada di kawasan kantor Balai Perikanan Budi Daya Laut (BPBL) Batam. Ia menyaksikan langsung proses pembibitan lobster, tempat pembesaran hingga tempat pakan lobster. “Saya sudah melihat di sini sistem industri (budidaya lobster) sudah berjalan dengan baik, sudah diuji coba juga,” katanya. Diperkirakan tingkat kehidupan BBL bisa mencapai 70 sampai 80 persen. Budidaya perikanan adalah sektor yang menjanjikan, terlihat dari angka ekspor yang surplus dibandingkan sektor lain. “Semenjak saya menjabat rata-rata (ekspor sektor perikanan) surplus 5.5 miliar dollar AS, sedangkan impor kita hanya ikan salmon dan salam yang tidak bisa hidup disini (Indonesia), itupun nilainya tidak sampai 1 miliar dollar AS, cuma 700 juta dollar AS. Bandingkan sektor protein hewani hampir 80 persen ekspor,” katanya. Sehingga kemampuan budidaya itu harus dimiliki oleh Indonesia. Sebelumnya KKP telah meresmikan modeling budi daya udang di Kebumen, modeling budi daya rumput laut di Wakatobi, modeling budi daya ikan nila salin di Karawang. Satu lagi sedang dalam proses pekerjaan adalah modeling budi daya kepiting di Pasuruan. Baca : Polisi Gagalkan Penyelundupan 134 Ribu Baby Lobster di Banten, Negara Rugi Rp32,8 Miliar     Saat ini budi daya lobster di Vietnam menjadi rujukan KKP. Setelah melihat budi daya lobster selama dua tahun di Vietnam, tantangan Indonesia adalah konsistensi membangun ekosistem budi daya lobster. “Vietnam ekosistem budi daya mereka sudah terbangun dengan baik, hanya satu kelemahan mereka yaitu bibit,” katanya. Ia menjelaskan, kemungkinan besar bibit budi daya lobster di Vietnam bahkan berasal dari Indonesia. Menurutnya bibit itu dikirim ke negara dengan julukan “naga biru” itu secara ilegal. “Saya tidak tahu cara mereka mendapatkan bibit itu seperti apa, yang pasti tidak legal, mungkin saja BBL berenang kesana, mungkin,” katanya. Trenggono juga mendapatkan informasi dari para pelaku budidaya lobster yang ada di Vietnam. Bahwa penjualan BBL disana satu tahun tidak kurang dari 300-500 juta bibit lobster. “Kalau 300 juta bibit dikalikan harga di sana 2 dollar AS (per bibit), anggap 600 juta dollar AS, kalau 500 juta bibit menjadi 1 miliar dollar AS,” katanya. Sayangnya Indonesia sebagai produsen BBL tidak dapat apa-apa dari nilai yang besar itu. “Kalau kita dapat 10 persen saja, kita bisa lebih banyak membangun bangsa ini,” katanya. Direncanakan di kawasan modeling budi daya lobster di Batam ini akan dibangun 2000 keramba, jika produksi benih lobster butuh waktu 14 bulan atau satu tahun, pendapatan bisa mencapai Rp48 miliar per tahun. “Tidak pernah terbayangkan, ini akan menarik pertumbuhan lain, ekonomi akan jalan, saya hitung 2000 keramba akan menyerap tenaga kerja sebanyak 600 orang pekerja,” katanya. Tidak hanya di Kepri, kawasan teluk seperti di Batam ini juga banyak di Riau. Trenggono akan membangun modeling sama di seluruh Indonesia. “Kita ingin buat di seluruh Indonesia, itu bisa jalan kalau pemerintah turun tangan, itu yang saya sebut dengan model intervensi,” katanya. Sedangkan tantangan terberat soal budidaya hewan ini adalah pakan. Untuk itu KKP menjalin kerjasama dengan kelompok masyarakat di Batam. Mereka akan diajarkan bagaimana membudidayakan kerang-kerangan untuk dijadikan pakan lobster di modeling budidaya lobster ini. “Tadi kita sudah lihat juga, pakan lobster ini salah satunya kerang cokelat, kerang itu bagus, kalau pakan bagus lobsternya juga akan hidup bagus, tidak mudah mati,” katanya.

Mengikuti Laut Apakah Menteri Trenggono Meresmikan Budi Daya Lobster di Batam? oleh Yogi Eka Sahputra Pada 14 Oktober 2024, di Batam, Kepulauan Riau, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meresmikan model budidaya lobster secara langsung. Batam dan Kepri dipilih karena lokasinya yang tepat dan ketersediaan pakan yang cukup. KKP juga membangun budidaya lobster ini untuk menguasai hulu dan hilir sektor perikanan lobster, sehingga mengurangi penyelundupan BBL ke luar negeri, terutama ke Vietnam. Model budidaya lobster di Batam telah diresmikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ini dianggap sebagai salah satu cara untuk mengurangi penyelundupan benih bening lobster (BBL) baru-baru ini.

Sumber : Kkp

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *