Bangladesh Vaksinasi Ratusan PSK di Rumah Bordil Terbesar

Tintamediakepri.id.Ratusan pekerja seks komersial (PSK) di rumah bordil terbesar Bangladesh divaksinasi Covid-19 dalam satu hari pada Rabu (18/8) kemarin.
Inokulasi vaksin Covid-19 diharapkan dapat menghidupkan kembali industri prostitusi di Bangladesh yang hancur akibat pandemi.

Bangladesh merupakan satu dari sedikit negara berpenduduk mayoritas Muslim yang melegalkan prostitusi. Negara di kawasan Asia Selatan itu setidaknya memiliki 11 rumah bordil.
Kota Daulatdia menjadi pusat rumah bordil di Bangladesh selama lebih dari 100 tahun. Sejak pandemi Covid-19 muncul, banyak pekerja seks komersial di kota itu terdampak akibat penutupan tempat usaha imbas kebijakan penguncian wilayah (lockdown) pemerintah.
Pemerintah setempat berupaya melakukan vaksinasi para pekerja seks yang tinggal di rumah-rumah bordil di kota itu. Namun, upaya itu sempat terhambat akibat kekurangan pasokan vaksin Covid-19 terutama setelah India menghentikan ekspor vaksin akibat gelombang paru infeksi virus corona di negaranya.Akan tetapi, program vaksinasi pekerja seks dimulai kembali pekan ini setelah Bangladesh menerima jutaan dosis vaksin dari China dan Amerika Serikat melalui mekanisme COVAX, yakni kerja sama pengadaan vaksin global di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Kami sekarang memiliki persediaan dosis vaksin yang cukup,” kata kepala dokter di Daulatdia, Asif Mahmud, kepada AFP.

“Ini sangat memuaskan untuk menyaksikan jumlah orang yang divaksin di kota ini,” paparnya menambahkan.

Sekitar 400 dosis pertama vaksin Sinopharm dari China juga diberikan kepada sebagian besar populasi pekerja seks di kota lainnya yang memenuhi syarat.

Vaksinasi hanya diperuntukkan bagi pekerja seks komersial di atas usia 25 tahun. Namun, masih banyak pekerja seks di rumah-rumah bordil masih berusia di bawah umur.

Ruksana, seorang wanita berusia 26 tahun, menjadi salah satu pekerja seks komersial yang mengikuti program vaksinasi pemerintah itu dan menerima dosis pertama vaksin.

“Ada hari-hari ketika kami harus kelaparan. Orang-orang meninggal dunia karena corona di seluruh dunia. Tapi kami hampir mati kelaparan,” kata Ruksana kepada AFP.

“Kami berharap (bahwa) karena kami semua secara bertahap mendapatkan vaksin, kami bisa mulai kembali bekerja,” paparnya menambahkan.

Bangladesh sejauh ini melaporkan lebih dari 1,4 juta kasus infeksi Covid-19 dengan hampir 25.000 kematian. Namun, para ahli menganggap angka infeksi dan kematian bisa jadi jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.

Sejauh ini, baru sekitar 5,69 juta warga atau 3,5 persen populasi Bangladesh merampungkan dua dosis vaksinasi Covid-19. Sementara itu, Bangladesh memiliki 166,6 juta penduduk.(***/CNN)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *